Sabtu, 24 Juni 2017

STABILITAS DI KONDISI BOCOR

SUBDIVISI SEKAT DAN STABILITAS DI KONDISI BOCOR

3.1.            Fundamental Efek Kerusakan
Jika shell kapal rusak sehingga membuka satu atau ruang internal ke laut, aliran akan tempat laut dan ruang-ruang sampai kesetimbangan atablestabilished atau sampai tenggelam kapal atau capsizes.
Tingkat damage dan lokasi dan jumlah ikheads. Kerusakan dapat terjadi seluruhnya antara bulkhead straasverse dan mungkin melibatkan satu atau lebih ikheads. Setiap inerease dalam jumlah bulkhead sareases kemungkinan kerusakan bulkheads. Kemungkinan dalam kemudahan sebagian orang mungkin reduse daripada peluang inasothe bertahan hidup.  ( Priowirjanto. 2003)

3.2.            Efek Kebocoran
Banjir pada sebagian dari akibat kapal, secara umum peningkatan dalam draft dan penurunan konsekuen dalam freeboard. Pada exeption hanya terjadi jika kompartemen bilged sudah diisi dengan cairan ke tingkat di atas permukaan air equlibrium akhir. Dalam hal ini akan ada penurunan bersih dalam draft sebagai muatan cair diganti dengan banjir air.
Dalam semua kasus lain, draft incresases sampai keseimbangan dipulihkan atau sampai banjir air berlangsung ke kompartemen lain.
Jika freeboard kapal rusak sangat kecil sehingga permukaan air banjir mencapai dek sekat, daya apung cadangan habis dan kapal akan tenggelam. ( Priowirjanto. 2003)

3.3.            Definisi
a.         Sub Bagian Garis Beban
Line Beban subdivisi adalah garis air yang digunakan dalam menentukan subdivision kapal.
b.         Sub Bagian Panjang
Panjang sub divisi panjang yang diukur antara garis tegak di garis beban the sulxlivision extremitiesvof.
c.         Breadth of Ship
Luasnya kapal adalah lebar dibentuk ekstrim pada atau di bawah garis muat subdivisi terdalam.
d.        Sekat Dek

Dek Bulkhead adalah dek paling atas sampai yang waterlight melintang bulkhead dan shell dilakukan

Floodable Length

 Floodable Length
Floodable Length atau Diagram Kebocoran adalah lengkung atau garis dari letak panjang maksimal ruangan yang dibatasi oleh sekat melintang, bila ruangan tersebut tergenagg air (mengalami kebocoran) dan sarat air dari kapal tepat menyinggung garis batas tenggelam (Margin Line), dimana kapal masih tepat dapat terapung atau pada saat kapal akan tenggelam. (Priowirjanto, 2003). Atau floodable length juga dapat diartikan untuk menentukan letak posisi yang tepat untuk sekat kedap air.. Letak sekat kedap air harus sedemikian rupa sehingga permukaan air tidak akan melampai garis singgung batas tenggelam (Margin Line), sekalipun beberapa ruangan yang letaknya berurutan terisi penuh oleh air bocor. Margin Line ini letaknya 3 inchi (76 mm) di bawah garis geladak (Upper Deck Side Line). (Guldhammer,1962) Jarak antara 2 buah sekat kedap air yang boleh terisi penuh tanpa melalui Margin Line disebut Panjang Isian. Pada saat menentukan panjang isian ini, maka permeabilitas dari ruangan yang dimaksud harus diperhatikan. Permeabilitas ruangan adalah perbandingan volume air yang masuk ke dalam ruangan dengan volume ruangan yang bocor. Volume air yang masuk ke dalam ruangan di sini merupakan selisih volume ruangan kosong dengan volume barang-barang, konstruksi, orang dan peralatan-peralatan lain yang ada di dalam ruangan tersebut.
Panjang isian dari kapal dengan panjang lebih dari 131 meter dan kapal penumpang lebih dari 79 meter harus diperbanyak dengan faktor untuk mendapatkan panjang isian yang diizinkan untuk menjaga keselamatan dan stabilitas kapal beserta barang dan penumpang yang dibawanya. Jadi panjang isian yang diizinkan = panjang isian x (0,33-1). Kalau dari tiap-tiap ruang kedap air talah dihitung panjang isian yang diizinkan maka hasil-hasil ini diukurkan secara tegak pada setiap garis tengah dari masing-masing ruangan tersebut. Dengan menggunakan titik tadi terbentuklah sebuah garis lengkung sekat kedap air (Curve of Floodable Length).
Hasil dari Floodable Length dan faktor pembagian memberikan pedoman untuk menentukan panjang isian yang diizinkan. Kompartemen yang akan dibuat tidak boleh melebihi panjang isian yang diizinkan.
Secara singkat tahapan-tahapan perhitungan floodable length adalah sebagai berikut:
1.         Menentukan Geladak Sekat dan Margin Line
2.         Menghitung faktor-faktor pembagian sekat
3.         Menghitung permeabilitas masing-masing kompartemen
4.         Tentukan Curves of Floodable Length

5.         Tentukan panjang isian kompartemen yang diizinkan

Insubmersibility

apa itu  Insubmersibility........ ????????????? 
Insubmersibility atau  insubmersibilitas, adalah kemampuan sebuah kapal untuk tetap mengapung ketika satu atau lebih kompartemen-kompartemennya rusak dan terendam air laut. Ketika sebuah kompartemen terendam air, satu atau beberapa kompartemen harus diisi air untuk menyeimbangkan kembali atau memulihkan lagi stabilitas kapal. Khususnya kapal-kapal perang, dengan kompartemen-kompartemen yang lebih kecil untuk melindungi mereka dari bahaya tenggelam Sehingga pada keadaan tersebut kapal masih mempunyai cadangan daya apung dan stabilitas yang diyakini mampu untuk mencegah tenggelamnya kapal sampai dengan kapal tersebut berlabuh di pelabuhan ke galangan kapal terdekat. ( Semyonov, 2004)
Lebih jauh lagi, bahwa pertambahan sarat yang diikuti dengan pertambahan heel dan trim menghambat aliran air pada kapal dan mengganggu pengoperasian propeller dan permesinannya. Insubmersibility kapal harus dilengkapi buoyancy cadangan. Dengan ketentuan bahwa buoyancy cadangan digunakan secara tepat merupakan hal penting yang dimiliki oleh kapal. Pembagian ruang muat menjadi kompartemen-kompartemen merupakan salah satu pemanfaatan dari buoyancy cadangan.
Stabilitas kapal setelah terjadi kebocoran marupakan faktor yang sangat penting untuk diperhatikan di samping masalah buoyancy. Hal ini mempunyai kaitan yang sangat besar dengan perencanaan stabilitas kapal. Di dalam perhitungan dengan Metode Krylov disebutkan bahwa rencana pembagian ruang muat dan porsi bangunan yang berada di atas air adalah hal penting yang dapat digunakan sebagai petunjuk perhitungan efek  dari kompartemen bocor pada heel, trim dan stabilitas.
Seluruh kompartemen bocor dari kapal dibagi dalam dua kategori dasar, yaitu: kompartemen yang berhubungan langsung dengan ballast dan kompartemen yang tidak langsung berhubungan dengan ballast. Untuk kompartemen kategori kedua lebih jauh lagi dapat diklasifikasikan menjadi: kompartemen yang tertutup pada puncak dan terisi dengan air dan kompartemen yang terbuka bagian atasnya atau terisi air sebagian saja. Pada ruangan pertama kondisi rata dari garis air di dalam kompartemen tidak dapat berubah posisi. Adanya pencegahan ini karena platform atau batas atas dari deck tetap. Pada ruang tipe kadua tidak terdapat pencegahan terhadap kondisi rata dari garis air terhadap perubahan posisinya sebagai konsekuensi dari perubahan posisi kapal.

Perbandingan terhadap beberapa tipe kompartemen dalam dimensi yang sama kita akan mendapatkan penyelesaian akhir bahwa kondisi trim terbaik untuk keadan jika terjadi kebocoran adalah kompartemen yang tidak berhubunag langsung dengan air dan komaprtemen yang tertutup pada puncak dan penuh terisi air. Tidak ada perbedaan kondisi insubmersibility pada seluruh kompartemen sejak kualitas air di dalamnya konstan.

Minggu, 18 Juni 2017

Tipe Sambungan Las


 Tipe Sambungan Las
Ada beberapa bentuk dasar sambungan las yang biasa dilakukan dalam penyambungan logam, bentuk tersebut adalah butt joint, fillet joint (T joint), lap joint, edge joint, dan Corner joint.

a)  Butt Joint:
Terbentuk bila dua anggota sambungan yang berada kurang lebih dalam bidang sama didekatkan antara ujung satu sama lainnya. Butt joint dapat digunakan dengan atau tanpa persiapan terhadap anggota sambungan yang memiliki ketebalan yang sama ataupun berbeda. Umumnya digunakan pada subassemblies, fabrikasi dan proses perbaikan

b) Corner Joint:
Merupakan sambungan las yang dibentuk bila dua anggota sambungan diposisikan membentuk sudut kurang lebih 90 derajat dengan sambungan las pada bagian luar anggota sambungan. Umumnya digunakan pada konstruksi bejana tekan dan tangki. Logam pengisi dapat dibutuhkan dan dapat pula tidak tergantung pada desain dan fungsi sambungan.

c) Lap Joint:
Merupakan sambungan las yang dibentuk bila dua anggota sambungan diposisikan saling menumpuk satu sama lain.  Lebih kuat dibandingkan dengan sambungan tumpul, tetapi mengakibatkan terjadinya penambahan berat.  umumnya dilas pada kedua sisinya dan umumnya digunakan selama proses perbaikan dan untuk menambah panjang material standar ke panjang yang diperlukan.

d)  Fillet Joint (T Joint):
 
Merupakan sambungan las yang dibentuk bila dua anggota sambungan diposisikan kurang lebih 90 derajat satu sama lain dalam bentuk T. Jika dimungkinkan, dilas pada kedua sisinya untuk mendapatkan kekuatan maksimum. umumnya digunakan dalam fabrikasi struktur penopang dimana bebanditransfer ke bidang yang berbeda pada lebih 90 derajat.

e) Edge Joint:
 


Merupakan sambungan las yang dibentuk bila sisi dua anggotamsambungan akan disambung. Sisi yang dilas sejajar satu sama lain. sering dipakai dalam menyambung struktur penopang dan struktur baja yang pendek.

Nama Bagian Sambungan las


  Nama Bagian Sambungan las
 

1.   Root opening
Jarak pemisah antara dua logam/komponen yang akan digabung atau disambung.
2.   Root face
Bagian dari sisi logam/komponen yang disisapkan untuk disambung dengan las yang tidak miring atau grooved weld.
3.   Groove face
Permukaan dari logam atau komponen yang termasuk dalam alur lasan grove
4.   Bevel angle
Sudut yang terbentuk dari antara sisi logam/komponen yang disambung tegak lurus.
5.   Groove angle
Sudut pada semua alur lasan antara bagian yang akan digabung/sambung dengan lasan groove (grove weld).
6.   Groove weld size
Ukuran dari alur lasan grove weld.
7.   Plat tickness

Adalah ketebelan dari pelat yang akan disambung dengan proses pengelasan.

LENGKUNG BONJEAN

LENGKUNG BONJEAN

-        Lengkung bonjean adl lengkung yg menunjukkan luas station sbg fungsi dari sarat.
-        Utk mengetahui luas dari station n sampai tinggi sarat T dpt dibaca dari gbr lengkung bonjean pd ketinggian sarat T yg sama, dg menarik grs mendatar hingga memotong lengkung bonjean.
-        Pd umumnya lengkung bonjean cukup digbr sampai setinggi geladak tepi kpl, pd setiap station sepanjang kpl.
-        Utk menggbr lengkung bonjean terlebih dulu hrs menghitung tiap2 luas station sampai grs geladak di samping kpl.
-        Utk kpl kayu, ukuran yg dipakai didlm perhitungan adl dg memperhitungkan tebal kulit. Dan utk kpl baja tanpa memperhitungkan tebal kulit kpl (jadi gbr lengkung bonjean utk kpl baja adl tanpa kulit).
-        Pemakaian lengkung bonjean:
1.     Utk menghitung volume displacement pd bermacam2 keadaan sarat, baik kpl itu dlm keadaan even keel (sarat rata) maupun dlm keadaan trim atau grs air berbentuk profil gelombang. (baik utk kpl baja maupun kpl kayu).

2.     Utk menghitung letak titik tekan memanjang OB pd bermacam2 keadaan sarat spt pd poin 1 diatas.

LENGKUNG HIDROSTATIS

LENGKUNG HIDROSTATIS


1.     LENGKUNG LUAS GARIS AIR (AW)
-         Lengkungan ini menunjukkan luas bidang garis air dlm m2 utk tiap bidang garis air yg sejajar dg bidang dasar.
-         Perhitungan luas-luas garis-garis air dpt dilakukan dg aturan Simpson atau Trapesium.

2.     LENGKUNG VOLUME KARENE (V), LENGKUNG DISPLACEMENT DI AIR TAWAR (D1), DAN LENGKUNG DISPLACEMENT DI AIR LAUT (D)
-         Lengkungan ini menunjukkan volume bagian kpl yg masuk dlm air tanpa kulit dlm m3.
-         Displacement kpl dg kulit di dlm air tawar (g = 1,000) dlm ton, dan displacement kpl dg kulit di dlm air laut (g = 1,025) dlm ton, utk tiap2 sarat kpl.
-         Utk menghitung volume karene dpt digunakan dg 2 cara:
a.     Dengan menggunakan luas garis air.
b.     Dengan menggunakan luas penampanbg lintang.

3.     LENGKUNG LUAS PERMUKAAN BASAH (WETTED SURFACE AREA – WSA)
-         Menunjukkan luas permukaan badan kpl yg tercelup utk tiap2 sarat kpl.
-         Pd grs air WL 0, lengkung luas permukaan basah mempunyai harga sebesar luas bidang alas rata tsb.
-         Luas permukaan basah digunakan utk menentukan jumlah kebutuhan cat utk mengecat bagian bawah dari kpl.
-         Bila luas permukaan basah + luas kulit kpl diatas sarat, maka didpt luas seluruh pelat kulit. Shg perkiraan berat pelat kulit dpt dihitung setelah tebal & brt jenis pelat diketahui.

4.     LENGKUNG LETAK TITIK BERAT GARIS AIR THD PENAMPANG TENGAH (MIDSHIP) KPL  (OF)
-         Menunjukkan jarak titik brt grs air F (centre of floation) thd midship kpl utk tiap2 sarat kpl.

5.     LENGKUNG LETAK TITIK TEKAN THD PENAMPANG TENGAH (MIDSHIP) KPL (OB)
-         Dg berubahnya sarat kpl, bagian kpl yg masuk ke dlm air juga berubah, maka titik tekan kpl juga berubah.
-         Menunjukkan jarak titik tekan B (centre of buoyancy) thd midship kpl utk tiap2 sarat kpl.
-         Letak titik tekan thd midship (OB) adl letak titik berat thd O bidang lengkung penampang lintang utk grs air yg sesuai.

6.     LENGKUNG LETAK TITIK TEKAN THD KEEL (KB)
-         Menunjukkan jarak titik tekan (centre of buoyancy) ke bagian bawah pelat keel utk tiap2 sarat kpl.
-         Letak titik tekan thd keel (KB) = letak titik berat thd grs dasar dari bidang lengkung grs air utk grs air yg sesuai.

7.     LENGKUNG LETAK TITIK TEKAN SEBENARNYA (B)
-         Menunjukkan kedudukan titik tekan B thd midship (penampang tengah kpl) utk tiap2 sarat kpl.
-         Lengkungan ini mrp gulungan dari lengkung letak titik tekan thd keel (KB) dan lengkung letak titik tekan thd penampang tengah kpl (OB)

8.     LENGKUNG MOMEN INERSIA MELINTANG GARIS AIR (I) DAN LENGKUNG MOMEN INERSIA MEMANJANG GARIS AIR (IL)
-         Menunjukkan besarnya momen inersia melintang dan momen inersia memanjang dari grs-grs air kpl pd tiap2 sarat kpl.

9.     LENGKUNG LETAK METASENTRA MELINTANG (KM)
-         Pd tiap karene yg dibatasi oleh sebuah grs air pd suatu ketinggian sarat tertentu, akan mempunyai sebuah titik metasentra melintang M.
-         Lengkung letak metasentra melintang KM menunjukkan letak metasentra melintang M thd keel utk tiap2 sarat kpl.
-         Utk praktisnya skala KM biasanya disamakan dg skala KB.

10.            LENGKUNG LETAK METASENTRA MEMANJANG (KML)
-         Pd tiap karene yg dibatasi oleh sebuah grs air pd suatu ketinggian sarat tertentu, akan mempunyai sebuah titik metasentra memanjang ML.
-         Lengkung letak metasentra memanjang KML menunjukkan letak metasentra memanjang ML thd keel utk tiap2 sarat kpl.
-         Skala KML biasanya diambil lebih kecil dari skala sarat.

11.            LENGKUNG KOEFISIEN GARIS AIR (CW), LENGKUNG KOEFISIEN BLOK (CB), LENGKUNG KOEFISIEN GADING BESAR (CM) DAN LENGKUNG KOEFISIEN PRISMATIK MENDATAR (CP)
-         Ukuran L, B dan T diukur pada panjang sebenarnya bukan pd LPP, Bmaks dan Tmaks.

12.            Ton Per Sentimeter Perubahan Sarat (Ton Per Centimetre immersion – TPC)
-         Bila kpl mengalami perubahan displacement dg penambahan atau pengurangan muatan yg tdk seberapa besar, maka berarti tdk terjadi penambahan atau pengurangan sarat yg besar.
-         Untuk menentukan sarat kpl dg cepat kita menggunakan lengkungan TPC.
-         Perubahan sarat dpt ditentukan dg membagi perubahan displacement dg ton per centimeter immersion atau dpt dikatakan bhw TPC adl jumlah ton yg diperlukan utk mengadakan perubahan sarat kpl sebesar 1 cm di dlm air laut.
-         Kalau kpl ditenggelamkan sebesar 1 cm, maka penambahan volume adl hasl perkalian luas garis air dlm m2 dg tebal 0,01 m.
-         Lengkung TPC ini mempunyai bentuk yg hampir sama dg lengkung luas grs 
air.

13.            PERUBAHAN DISPLACEMENT KARENA KPL MENGALAMI TRIM BURITAN SEBESAR 1 CM (DISPLACEMENT DUE TO ONE CM CHANGE OF TRIM BY STERN – DDT)
-         Kalau kpl mengalami trim, displacement kpl dg trim tsb mungkin lebih besar atau kurang dari harga displacement kpl tanpa trim yg didpt dari lengkung displacement, kecuali kalau titik berat grs air F terletak tepat pd penampang tengah kpl (O).

14.            MOMEN UTK MENGUBAH TRIM SEBESAR 1 CM (MOMENT TO ALTER ONE CM – MTC)

-        Menunjukkan berapa besarnya momen utk merubah kedudukan kpl dg trim sebesar satu cm pd bermacam-macam sarat.

baca juga lengkung bonjean

Sistem Bahan Bakar, Sistem Pelumas, Sistem Udara Bertekanan yang ada di kapal.

Sistem Bahan Bakar Aliran bahan bakar diambil tanki port dan tanki starboard bahan bakar didasar ganda dengan pompa pemindah bahan bakar ...